Senin, 14 Januari 2013

Ketika Kisah Itu Harus berakhir



(Transfer file from a letter on Monday, December 10, 2012)

Mata ini sulit terpejam. Setelah menikmati sepotong burger dan segelas pepsi, Aku segera beranjak ke kamar  untuk beristirahat. Tapi aku mendahulukannya dengan menulis di lembaran ini.

Menulis….
Sudah sangat lama aku tidak melakukannya dalam lembaran-lembaran ini. Sekarang saatnya saya harus sedikit bercerita pada lembaran ini yang mungkin sudah lama menantiku *_* Beberapa waktu ini aku hanya punya hobi baru yaitu nonton drama korea yang kebanyakan mengharu biru, sehingga membiarkan lembaran-lembaran ini kosong tak terisi. …ah lelah rasanya tangan ini, walau baru menulis beberapa baris kata. Mungkin karena jarang memegang pena. Tapi ada rasa lega rasanya, bisa bercerita pada lembaran ini… meskipun diam membisu, lembaran ini adalah pendengar paling baik bagiku untuk saat ini. :)

Banyak cerita yang telah terlewati selama ini. Cerita yang sudah lama tidak pernah singgah dalam lembaran ini. Aku punya seseorang yang buat aku dia itu special. Sudah lama dia mendekatiku, meluluhkan hatiku yang tadinya beku hingga membuatku merasa cinta. Hari demi hari berlalu dan rasa itu pun terus tumbuh tanpa kompromi. Rasa itu selalu mengalir apa adanya. Walaupun hubungan itu dalam ruang “rangkaian bahasa yang tak bersuara”, tapi aku harus jujur bahwa tiap harinya aku makin cinta DIA.

Buat aku, hubungan ini unik dan luar biasa, walaupun bahasa kami selalu tak bersuara tapi hati kami mampu bersuara dengan begitu romantis dan seirama. Tak jarang kami saling memahami satu sama lain dalam lingkaran tak bersuara itu. Kami memang jarang bersuara, tapi hati selalu tidak tinggal diam. Karena  jika cinta telah ada dalam hati, maka hati yang akan mengambil alhi setiap apa pun yang tidak terpikir dilakukan mulut. *kagum*

Hari terus berganti, waktu terus bergulir, dan rasa ini masih terpendam, terus terpendam. Tapi tiba-tiba Dia menghilang, ntah mneghindari, ntah apa alasannya, yang jelas rangkaian bahasa tak bersuara itu sudah tak ada lagi, mungkin lenyap dan tak kembali. Dan akhirnya pernyataan yang pernah terlontar, harus terlontar lagi, bahwa “aku harus memendam rasa hingga hilang tak ada”. *tragis*

Sedih, tapi ini kenyataannya. Satu kisah yang pernah ada harus berakhir. Berat pun harus dipikul, sulitpun harus dibuat mudah. Hidupku tidak sampai disini. Aku masih harus berjalan lagi, menyusuri jalan yang masih panjang dan aku harus tetap tegar, tetap kuat, dan tetap tersenyum…itu yang terpenting.

“Semua akan indah pada waktunya”. Mungkin harus menjadi kalimat penguatan yang pertama. Dan aku yakin itu. Indah itu pasti datang menghampiriku. Mungkin tidak saat ini, tapi “ada waktunya”. …yah seperti yang selalu aku bilang bahwa “SEMUA ADA WAKTUNYA”…  

Berusaha baik-baik saja ditengah keadaan yang kurang baik memang sulit. Tapi jika aku punya kekuatan itu…punya keIKHLASan…aku pasti bisa mendobrak apapun yang menghalangi jalan menuju kondisi itu, dan aku akan selalu baik-baik saja. Tanpa beban beban yang menghimpitku. Hari ini, besok bahkan selamanya aku akan tetap baik-baik saja.

Untuk Dia, dan untuk siapapun yang pernah hadir dalam duniaku, dalam hatiku… terimakasih banyak telah mewarnai ruangku, maaf jika aku tidak mampu memberikan hal indah untukmu. Aku hanya punya DOA, panjang umur dan semoga semua yang terbaik selalu menyertaimu.

Everything has their time in every moment in my life. Always believe!!! ^_^



I'll Found U Again

0 komentar:

Posting Komentar