Selasa, 20 Agustus 2013

Duri Yang Berpilu...

Dear : J.A

Sayangku,

Hari ini aku ingin bercerita padamu tentang Mawar. Sang replika senyumanmu itu.
Mawar telah menyakitiku dengan durinya.
Duri yang selama ini tak tampak, kini jelas dan menusuk.
Aku kesakitan Sayang. Namun berusaha tersenyum meski pilu.

Aku tak lagi bisa bebas menikmati senyumanmu disana.
Kini, Mawar sudah dimiliki Bunga yang lain.
Mereka sangat intim bersanding diruang itu.
Bersama menikmati senja hingga menyambut pagi.

Aku memang sedang egois. Egois kepadamu juga Mawar.
Itu karena jauhmu yang terlihat kabut. Dan Mawar yang tersenyum jelas disisi.
Kali ini aku ingin egois lebih lama.
Maafkah aku, Sayang.
Biarkan aku begini. Hingga bisa dan terbiasa.
Menikmati senyuman Mawar disamping Bunga yang lain.

"Itu Mawarku Sayang." 
"Aku yang menemukannya di sudut Matahari"
"Aku ingin memilikinya sendirian. Meski hanya menguntit bayangan."
"Aku ingin bebas melihat senyuman itu. Hingga rentang jarak kita didekatkan waktu."
"Biarkan senyuman itu merekah tanpa Bunga yang lain."
"Cukup Mawar, Sayang..."





Setelah pertemuan merah jambu, kau tidak menyisahkan rindu.
Hanya memberiku duri yang berpilu.
Pict from here 






0 komentar:

Posting Komentar