Selasa, 24 Juni 2014

Remember When #2



Ini catatan penting untuk memoriku. 

Dipinggir kolam renang, kita duduk menepi. Mengambil tempat paling nyaman untuk bercerita. Aku memilih bangku rotan bersandar yang baru saja ditinggal seorang pengunjung, dan kamu memilih bangku dari kayu jati setengah lapuk persis didepanku.

Aku tersenyum senang menatapmu yang jelas berada didepanku. Memperhatikan rambutmu yang kini sudah tumbuh lebih lebat dan terawat daripada kemarin. Wajahmu yang terlihat mengecil, hhmm program dietmu ternyata berhasil, gumamku dalam hati.
"Aku sudah kurus kan...?" Katamu tiba-tiba, membuyarkan lamunanku. Aku hanya mengangguk kecil. Sepertinya pikiranku dengan begitu mudahnya bisa kamu baca. Aku mengalihkan pandanganku ke pinggir kolam, mengamati beberapa remaja yang kegirangan melakukan shelfie.

Hari semakin gelap, udara pun terasa dingin menusuk tulang.  Mataku mendapati dispenser yang berdiri tegak disudut teras depan kolam. Aku melangkah mendekat, lalu membuatkanmu segelas kopi panas. Setelah bolak-balik mengambil cemilan aku kembali duduk dibangku yang sama, di depanmu.

Suasana pinggir kolam tampak sepi, hanya kita berdua disana. Kamu menyeruput kopi, sementara aku mengunyah cemilan manis. Lalu kita terlarut dalam obrolan santai. Kamu bercerita banyak malam itu. Dari perjalanan karirmu. sampai menunjukan kepadaku beberapa proyek yang sedang kamu kerjakan. Kamu terdengar begitu nyaman malam itu, menceritakan semuanya kepadaku. Bahkan berkali-kali berkeluh kesah tentang beberapa proyek yang sedang memasuki masa sulit. Aku mendengarkan dengan seksama, lalu menimpali dengan kalimat penyemangatku dengan sungguh-sungguh.

"Kamu pasti bisa. Selama ini kamu sudah menunjukan kepada semua orang yang meremehkanmu, bahwa kamu bisa berhasil sendirian tanpa uluran tangan siapapun. Aku yakin kali ini kamu juga pasti bisa berhasil. Seberapa banyak pun orang yang menghambat usahamu, aku tetap yakin kamu pasti bisa berjuang terus hingga berhasil. Karena aku tahu, kamu tidak gampang menyerah. Cukup yakin pada dirimu sendiri, dan terus berjalan lurus, berjuang terus untuk keberhasilanmu dan untuk orang-orang yang selama ini setia mensupportmu...."

Aku berhenti ketika menyadari aku kebanyakan berbicara dengan menggebu. Lalu mendapatkan kamu yang memandangku penuh arti dengan anggukan setuju. Kita berdua pun tertawa bersama. Memecah keheningan malam. Aku diam-diam memperhatikanmu yang masih terus tersenyum... aku melihat kelegaan itu dimatamu.

Aku rindu...
Aku rindu mendengarmu bercerita seperti ini. Terima kasih sudah banyak bercerita. Menjelaskan kabarmu secara mendetail dari pertanyaan "apa kabar" yang telah lama kusimpan sendiri dikala waktu memisahkan kita. 

Terima kasih, kamu tidak berubah, tetap menjadi seorang pria yang menghargai hidup dan perjuangan. Kamu masih seperti seseorang yang kukenal dulu...
Aku bahagia melihatmu baik-baik saja. 

Meski bahagiaku kali ini harus terbagi dengan wanita beruntung yang menjadi pacarmu kini... Namun, aku baik-baik saja...



"Cerita kita membias luas, terucap rapi 
dengan kedua mata saling beradu. 
Dan aku tak mau ada pemeran lain. 
Cukup aku dan kamu."

pict fromhere


0 komentar:

Posting Komentar