"Sudahlah, senja sudah memanggilku..." kataku tiba-tiba memotong pembicaraan Wulan, sore tadi ketika jam pulang kantor.
"Senja..???" tanya Wulan kebingungan, tapi tetap melanjutkan ceritanya.
"Pangeran Mawar telah menungguku...." jawabku sambil mempercepat langkah menuju lift.
Aku sedang memikirkan senja ketika berada dalam lift kantor. Cerita Wulan, sedikit pun tidak tertanggap indra pendengarku. Aku hanya mendengar panggilan senja yang lembut nyaris berbisik.
***
Dear : Pangeran Mawar
Sudah puluhan hari kau tidak menemuiku.
"Kau kemana saja..?" Pertanyaan ini pun sudah berpuluhan hari tersimpan di memory. Aku persiapkan khusus untuk menjadi pertanyaan pertamaku setelah sapaan, ketika menemuimu.
Kau tahu...? Tanpamu aku kehilangan semangat. Aku kesepian. Aku hanya mampu menatap mawar pemberianmu dulu dalam bayangan semu. Hingga imajinasiku berbisik bahwa mawar itu telah layu. Yaaah...pasti layu, karena sudah puluhan hari yang lalu. Dan Kau belum menggantikannya dengan yang baru.
Setiap hari aku selalu menunggu panggilan senja. Bertemu kala senja adalah kebiasaan kita. Kau pasti sudah menungguku disana... melambaikan tangan lalu tersenyum gembira ketika melihatku mendekat. Tidak ada yang lebih indah selain melihatmu tersenyum ke arahku. Senyum adalah caramu menyapaku. Sapaan yang selalu aku rindukan setiap detik.
Sore ini, senja memanggilku tiba-tiba... dan aku tahu, kau pasti ada disana bersama senja, hingga kau meminta senja untuk memanggilku. . . .
Tunggu aku.... Aku segera menemuimu!!!
***
Lift telah membawa aku dan Wulan menuju loby Kantor. Wulan langsung berpamitan pulang, tetapi aku sibuk mencari arah senja. Panggilan senja semakin jelas terdengar. Dan tiba-tiba, aku melihat lambaian tangannya seperti biasa, lalu perlahan aku mendekat. . . Dia hanya terdiam, aku tak bisa menangkap ekspresi apapun.
"Kau tidak menyapaku...?" Aku sangat berharap melihat dia tersenyum. Tapi Dia hanya menggeleng, kemudian merentangkan tangannya dan berkata "Aku akan menyapamu setelah aku memelukmu..."
Lalu dia memelukku erat sekali... sambil berbisik lembut....
"aku keluar kota selama puluhan hari... maaf membuatmu mencariku".
Aku tersenyum mendengarnya. Tanpa aku bertanya, Pangeran mawar sudah mendengarku. Dia telah menjawab pertanyaan memoriku "Kau kemana saja...?"
..... Pangeran mawar melepas pelukannya lalu tersenyum kepadaku. Senyum khasnya itu. Kali ini senyumannya berbeda. Istimewa *_*
Pangeran mawarku juga semakin eksotis lho... hehehe
Kau mengukir senja paling indah di musim ini....
lalu mengajariku untuk terus mengagumimu.
Senja ini... pict from here |
0 komentar:
Posting Komentar