Minggu, 23 Februari 2014

Aku sudah di Rumah, Sayang....

Waiting for something "maybe"...

Aku sudah sampai rumah sayang. Kalimat itu mengalun begitu saja dalam hati ketika aku melangkah masuk halaman rumah. Kalimat yang biasanya kugunakan sebagai jawaban atas pertanyaanmu yang selalu hadir setelah meninggalkan temu_"Kamu sudah sampai rumah kah sayang?". Namun itu mungkin hanya menjadi cerita kemarin. Hari ini apakah masih sama??? Ntahlah...Aku masih menunggu sambil terus menulis disini....


****

Kala itu malam minggu, kita bertemu di tempat yang sama disudut kota ini. Kala itu kita sama-sama merasakan butterfly efect yang terasa sangat nyaman buat aku dan terlihat sangat jelas dari ribuan sikap manis yang kamu tunjukan. Setiap tawa, kilatan tatap mata, hingga sentuhan kecil sebatas punggung telapak tangan atau rangkulanmu yang bergerak otomatis di bahuku, semua lantang mengungkapkan rasa yang tak diucap suara. 

Dan masih dimalam yang sama, waktu itu. Ketika temu kita harus dipisahkan istirahat malam, aku harus pulang ke rumah, begitupun kamu. Kamu mengantarku didepan gedung itu, melambaikan tangan dengan tatapan teduh penuh kekhawatiran. Dan tahukah kamu apa yang aku rasakan saat itu? Aku merasa seperti setengah tiada, harus memisahkan temu yang baru saja tercipta begitu nyaman. Meski aku tahu kita masih bertemu keesokan hari. Namun, sepi, hampa yang menderu tak mampu mengenyahkan nyaman. Nyaman itu adalah bersamamu. Kata-kata ini menghantarku menuju tidurku, lalu BBM menampilkan tanyamu "Kamu sudah sampai rumah kah sayang?", membuatku bertemu kamu kembali didalam mimpi malamku dengan kenyamanan yang tak berubah, setelah jawaban "Aku sudah di rumah sayang" kukirimkan dengan sumringah.

*****

Malam ini, masih sama seperti malam itu. Malam minggu. Kita bertemu untuk alur yang berbeda. Lalu berhenti di tempat itu, tempat yang sama seperti kemarin untuk kembali memisahkan temu. Kamu tahu bagaimana rasanya? Perasaanku belum berubah. Masih sama seperti kemarin ketika berpisah temu di tempat itu. Aku merasa seperti setengah tiada. Sedih, sepi, hampa. Aku masih nyaman bersamamu. Perasaan itu menemaniku pulang hingga menginjakkan kaki di halaman rumah, hingga kini sedang menulis menemukan akhir dari menunggu.

Ada satu hal yang tak lagi sama. Kamu tidak bertanya lagi ya? Kekhawatiran itu ntah sudah kamu buang ke arah mana. Aku menunggu tanyamu dengan jawaban yang sudah tepat disini. Aku sudah di rumah sayang. Kamu benar tidak mau bertanya? 

Waiting for something "maybe"...  Mungkin aku yang harus mengakhirinya dengan segera. Menghentikan pikiran "mungkin" yang seringkali terngiang acuh. Aku harus membentuk hati dengan lebih tegas. Harus melihat kepastian dari sekian banyak kata mungkin. Selama ini aku telah banyak berpikir... mungkin kamu menyukaiku... mungkin kamu memcintaiku... atau mungkin kamu merindukanku.. dan mungkin-mungkin yang lain yang selalu terngiang gaduh. Itu cukup meramaikan sepi malam dan hariku, atau lelah menunggumu yang jauh dari kata pasti. Pikiran "mungkin" itulah kenyamananku yang paling instan. 

Namun aku tidak pernah memikirkan teori instan. Makanan yang instan kurang baik bagi kesehatan. Semua Dokter selalu mengatakan itu bukan??? Yang dimaksud Dokter adalah tentang makanan. Namun kali ini aku perlu menambahkan bahwa Semua hal instan kurang baik bagi kesehatan; makanan maupun pikiran. Aku telah membuktikannya malam ini, sakit hati karena pikiran "mungkin" yang terlalu banyak kuserap sendiri. Sampai jam ini_dini hari_ aku masih belum tidur, menenangkan hati yang sakit bertalu-talu. Aku tidak juga menemukan akhir dari menungguku meski hanya sebuah kata pasti. Aku tidak menemukannya.... Tidak sama sekali. 

Aku sudah sampai rumah sayang... Aku sudah sampai rumah sayang.
Aku sudah sampai rumah sayang.......  Aku sudah sampai rumah sayang... Aku sudah sampai rumah sayang... Aku sudah sampai rumah sayang... Aku sudah sampai rumah sayang...Aku sudah sampai rumah sayang... Pada akhirnya kalimat ini tetap hanya menghuni hati. Terngiang-ngiang, terulang-ulang bingung tak ditanya. 




"I didn't know where to turn to
See somehow I can't forget you
After all that we've been through"

Better In Time - Leona Lewis

Pict form here








0 komentar:

Posting Komentar